Gangguan Emosi Pada Anak
Gangguan mental emosional bukan hanya dialami orang
dewasa, dapat dialami oleh semua orang, semua strata sosial ekonomi dan
semua umur. Studi mengatakan bahwa sekitar seperempat anak dan remaja
mengalami gangguan mental dalam tahun penelitian, dan sepertiga dari
populasi akan mengalami sekali waktu dalam hidupnya.
Gangguan mental emosional yang tersering adalah cemas.
Misalnya cemas perpisahan ketika anak mulai memasuki sekolah. Akan
terlihat anak-anak cemas berpisah dari pengasuhnya ketika diantar
kesekolah pertama kali.
Beberapa waktu sang pengasuh (mungkin ibu, mungkin perawat anak)
menunggui anak di sekolah, bahkan ada anak yang harus ditunggui
berbulan-bulan di dalam kelas.
Gangguan lainnya adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder),
gangguan suasana perasaan. Statistik di USA menunjukan bahwa ADHD
dialami oleh 8-10 persen anak usia sekolah, 2% anak mengalami depresi
selama masa kanak-kanak. Gangguan perkembangan anak seperti spectrum autism berdampak pada perkembangan anak dan keluarga. Spectrum autism
merupakan gangguan perkembangan yang menyasar pada perkembangan
komunikasi, interaksi social dengan sekitarnya dan perilaku. Studi
mengatakan bahwa spectrum autism dialami satu orang anak dari setiap 88 anak, naik 78% dalam waktu 10 tahun belakangan ini.
Apa penyebab dan faktor risiko gangguan mental emosional pada anak?
Gangguan mental emosional tidak pernah disebabkan oleh
sebab tunggal, penyebabnya suatu pertautan biologi-psikologi-dan
lingkungan. Secara biologi gangguannnya terletak pada zat kimia otak
neurotransmitter. Neurotransmitter berfungsi menghubungkan setiap sel
syaraf agar komunikasi dalam otak dan sistem syaraf berjalan normal.
Neurotransmitter yang sering disebut adalah serotonin dan dopamine,
jenis neurotransmitter manusia bermacam-macam. Kalau diumpamakan
listrik, maka gangguan pada neurotransmitter adalah layaknya gangguan
arus pendek di otak.
Selain neurotransmitter faktor kerentanan terhadap gangguan mental adalah
faktor yang diturunkan atau genetik. Terlihat mereka mudah mengalami
gangguan tidur, atau lahir dengan berat lahir rendah, atau lahir dari
ibu remaja. Faktor psikologi seperti rasa kurang percaya diri, anak yang
cenderung rawan kritik, anak yang mudah putus asa merupakan pendukung
terjadinya gangguan mental emosional. Tekanan hidup masa kanak juga
turut berpengaruh, seperti kebingungan asuhan ketika bapak-ibu terpisah,
pergantian pengasuh yang sering, anak yang dititipkan dibanyak tempat.
Apa tanda dan Gejala Gangguan Mental Emosional pada Anak?
Perilaku anak dengan gangguan mental emosional termasuk hal dibawah ini:
- Sulit mengikuti pembelajaran;
- Mudah bosan;
- Sering mengeluh sakit seperti sakit kepala, sakit perut;
- Gangguan makan, gangguan tidur (tidur terlalu banyak, sulit tidur, mempi buruk, mengigau, jalan di waktu tidur);
- Kelakuan mundur seperti anak di usia dibawahnya: tantrum, ngompol, nempel pada orang dewasa sangat lekat;
- Perilaku berisiko: melompat, memanjat, mondar mandir di kelas, menyeberang jalan tanpa melihat kiri-kanan, bermain dengan alat tajam, suka berkelahi.
Bagaimana Mengatasi Anak dengan Gangguan Mental Emosional?
Guru kurang energy untuk menangani anak seperti ini di
kelas, maka orangtua hendaklah memeriksakan anaknya pada Klinik Tumbuh
Kembang Anak, untuk diperiksa otak dan psikologinya makin
cepat didiagnosis dan diterapi makin mudah diperbaiki. Dokter akan
memberikan petunjuk program yang akan dijalani anak, termasuk beberapa
pelatihan keterampilan.
Komentar
Posting Komentar